Dokter Muda: Jangan Pilih Jurusan Kedokteran Kalau Cuma Ikut-Ikutan

Dokter Muda: Jangan Pilih Jurusan Kedokteran Kalau Cuma Ikut-Ikutan
0 Shares

Ada banyak alasan mengapa seseorang memilih jurusan kedokteran saat kuliah. Ada yang memang bercita-cita menjadi dokter sejak kecil, ada yang ingin membantu orang sakit, ada yang tertarik dengan ilmu kedokteran, dan ada juga yang sekadar ikut-ikutan teman atau keluarga.

Namun, menurut seorang dokter muda bernama dr. Rizky Aditya, memilih jurusan kedokteran hanya karena ikut-ikutan bukanlah hal yang bijak. Ia mengatakan bahwa jurusan kedokteran bukanlah jurusan yang mudah dan murah. Selain membutuhkan biaya kuliah yang besar, jurusan kedokteran juga menuntut dedikasi dan komitmen yang tinggi dari mahasiswanya.

“Kalau mau jadi dokter itu harus punya passion, harus punya niat, harus punya tekad. Kalau cuma ikut-ikutan, nanti bakal menyesal,” ujar dr. Rizky dalam sebuah video yang diunggah di akun TikTok @dokterrizz, Kamis (23/9/2023).

Dalam video tersebut, dr. Rizky juga menjelaskan beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum memilih jurusan kedokteran, antara lain:

  • Waktu kuliah yang lama. Jurusan kedokteran membutuhkan waktu kuliah minimal 6 tahun, belum termasuk masa koas atau magang di rumah sakit selama 1-2 tahun. Belum lagi jika ingin melanjutkan spesialisasi atau subspesialisasi, yang bisa menambah waktu kuliah hingga 10 tahun lagi.
  • Biaya kuliah yang mahal. Jurusan kedokteran termasuk salah satu jurusan dengan biaya kuliah tertinggi di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), biaya kuliah tunggal (BKT) untuk jurusan kedokteran berkisar antara Rp 15 juta hingga Rp 40 juta per semester 2. Belum lagi biaya hidup dan biaya tambahan lainnya.
  • Persaingan yang ketat. Jurusan kedokteran juga termasuk salah satu jurusan dengan persaingan paling ketat di Indonesia. Menurut data dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), pada tahun 2023 terdapat 1.057.000 pendaftar untuk program studi Pendidikan Dokter atau Kedokteran Gigi. Namun, hanya sekitar 10 persen saja yang lolos seleksi.
  • Tanggung jawab yang besar. Menjadi dokter bukanlah pekerjaan yang mudah dan santai. Dokter harus siap menghadapi berbagai macam tantangan dan risiko, seperti bekerja di bawah tekanan, menghadapi pasien yang kritis, menangani kasus-kasus sulit, hingga berurusan dengan hukum dan etika. Dokter juga harus terus belajar dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran terbaru.

Oleh karena itu, dr. Rizky menyarankan agar calon mahasiswa tidak asal memilih jurusan kedokteran hanya karena ikut-ikutan atau tergiur gaji besar. Ia mengatakan bahwa ada banyak jurusan lain yang bisa dipilih sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

“Jangan pilih jurusan kedokteran kalau cuma ikut-ikutan atau karena gaji besar. Pilihlah jurusan yang sesuai dengan passion dan kemampuan kalian. Ingat, setiap jurusan itu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” tutup dr. Rizky.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp